Selama ini sekolah dinilai sebagai lembaga formal yang
mengedepankan nilai akademisnya. Matematika, Fisika, Kimia, dan lain
sebagainya. Namun apakah mata pelajaran itu sangat digunakan dalam kehidupan
bermasyarakat? Belum tentu. “Yang terpenting adalah life skill.”
SMA Selamat Pagi Indonesia memperkenalkan metode
pembelajaran experiential learning di mana pembelajaran lebih mengacu
pada ilmu praktis. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya sekedar berada di
kelas lalu menghitung rumus ataupun menghafalkan teori, namun melakukan
pelajaran tersebut secara langsung.
Contohnya adalah pembelajaran akuntansi, siswa diberi wadah,
yakni divisi merchandise. Di sana mereka akan belajar secara langsung untuk menghitung
pemasukkan, pengeluaran, juga laba. Pembelajaran yang mereka dapatkan adalah
pembelajaran yang mereka alami. Semua divisi dapat dipilih sesuai bakat dan
minat siswa sendiri.
Jam pelajaran di SMA Selamat Pagi Indonesia sangat
fleksibel. Mereka membagi waktu untuk mata pelajaran regular (notabene memiliki
porsi lebih sedikit) dan waktu untuk menjalankan tugas divisi masing-masing.
Oleh karena itu, iswa-siswa SMA Selamat Pagi Indonesia tidak mengenal tugas
atau pekerjaan rumah. Selepas mereka sekolah, mereka akan langsung terjun ke
dalam tugas divisi ataupun melakukan aktivitas ekstrakurikuler.
Dibandingkan dengan kebanyakan sekolah di Indonesia, SMA
Selamat Pagi Indonesia dinilai sangat berani untuk menjadi beda, dengan
menanamkan pendidikan karakter yang kuat. Namun keberanian ini patut menjadi
contoh untuk banyak sekolah di luar sana, karena apa yang siswa pelajari
sebaik-baiknya adalah apa yang mereka butuhkan untuk masa depan mereka, tentu
saja dengan memerhatikan bakat dan minat siswa.
No comments:
Post a Comment